Selasa, 15 Agustus 2017

Ayah

Matahari bersinar terang dari ufuk timur.
Memancarkan sinarnya setiap hari hanya untuk kehidupan.
Dan ia tak pernah mengeluh akan hal itu.
Aku tersadar seperti matahari yang bersinar.
Seorang ayah beranjak dari tidurnya hanya untuk menghidupiku dan keluargaku.
Berangkat menuju medan pertempuran.
Apakah kau pernah berpikir betapa kerasnya mereka berjuang?
Teriknya matahari
Sekujur tubuhnya hanya ada keringat bertetesan.
Kita hanya bisa meminta,meminta, meminta tapi untuk hal yang tak guna.
Namun, ayah berjuang mati-matian hanya demi sesuap nasi, dan kita hanya bisa apa?
Kita mungkin takkan pernah tahu betapa kerasnya mereka berjuang, dan mungkin takkan pernah mengerti.
Tapi ketahuilah sekalipun kau tak pernah bisa membalas kebaikan orangtuamu.
Balaslah dengan doa doa, yang mungkin doamu adalah karunia terbaik darimu untuk orangtuamu.


Kamis, 13 Oktober 2016

MASIH ADAKAH AKU DI RUANG HATIMU ?

 

Terlalu lelah ku mengikuti jejak kakimu
Terlalu sakit tuk ku jalani
Semua rasa tlah hancur lenyap bersama serpihan kaca
Serpihan yang kau beri tuk melukai hatiku

Kamis, 15 September 2016

 Berjuang sampai mati

Ketika mentari memancarkan sinarnya
Angin berlari kesana kemari
Adakah harapan yang mengalir di jiwa ini ?
Jiwa yang kosong bagai orang tak bernyawa

Di bawah langit

Bulan purnama bersinar terang.
Bintang-bintang di sampingnya juga ikut menghiasi di langit waktu itu.
Aku yang berdiri di bawah langit nan indah.
Berbicara seorang diri
Aku bertanya-tanya sendiri kala itu.
Mengapa hidup diciptakan ?
Kalau nantinya harus ditinggalkan dengan kematian.
Hanya terselubungi sebuah kain berwarna putih.

Kamis, 25 Agustus 2016

Puisi

Hai sobat, jangan lupakan aku!!


Hari berhari kita lalui bersama
Badai menghadang, petir menyambar, gemuruh berteriakan pun kita jalani
Segala rasa kita rasakan
Pertengkaran pun ikut ambil bagian
Tak lupa segala kebahagiaan kita rasakan
Namun, waktu memisahkan kita